Kabupaten Nias - Wacana penghapusan Dana Desa (DD) yang belakangan mencuat memantik reaksi keras dari warganet. Usai pemberitaan terkait dampak serius jika Dana Desa dihapus tayang, kolom komentar dibanjiri kritik tajam yang menyoroti kinerja sejumlah kepala desa yang dinilai tidak becus dalam pengelolaan Dana Desa. Bahkan, sebagian netizen menyatakan kekecewaan mendalam hingga berpendapat lebih baik Dana Desa dihapus daripada terus disalahgunakan oleh oknum kepala desa.
Menanggapi derasnya kritik tersebut, aktivis DPD LIRA Nias, Aroziduhu Gulo, menyampaikan pandangannya saat ditemui di kediamannya di Desa Hiliweto, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Senin (29/12/2025). Ia mengapresiasi sikap kritis warganet yang dinilainya sebagai bentuk luapan kekecewaan masyarakat dan patut dihargai. “Kritik ini mencerminkan keresahan publik atas pengelolaan Dana Desa yang tidak sesuai harapan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Aroziduhu Gulo menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja kepala desa. Menurutnya, perubahan mekanisme dan perbaikan sistem pengelolaan Dana Desa menjadi hal mendesak agar pelaksanaannya tepat sasaran dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh seluruh elemen masyarakat.
Ia juga menekankan pentingnya pembenahan sistem. Aroziduhu mengutip pandangan Yusril Ihza Mahendra yang menyatakan bahwa sistem yang baik dapat membentuk perilaku yang baik, sementara sistem yang buruk justru berpotensi menjerumuskan orang baik ke arah yang salah.
Menurut aktivis DPD LIRA Nias tersebut, tidak semua kepala desa menyalahgunakan Dana Desa. Penyimpangan terjadi pada oknum tertentu, sementara banyak desa lain justru berhasil mengelola Dana Desa dengan baik. Karena itu, jika ditemukan pelanggaran, yang seharusnya ditindak adalah oknumnya bahkan diberhentikan atau diganti bukan menghentikan program Dana Desa secara keseluruhan.
Aroziduhu juga mengingatkan pentingnya memilih kepala desa yang memiliki sumber daya manusia (SDM) mumpun, berpendidikan, serta memiliki kepedulian terhadap pembangunan desa. Masyarakat, katanya, perlu mengenal rekam jejak calon pemimpin sebelum memilih, serta menolak praktik politik uang. “Jika calon pemimpin mengeluarkan banyak uang, besar kemungkinan akan berpikir bagaimana mengembalikannya. Jika ingin desa maju, pilih pemimpin tanpa imbalan uang dan tentukan masa depan desa dengan pilihan yang tepat,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Aroziduhu Gulo berharap program Dana Desa tetap dilanjutkan. Ia menilai Dana Desa merupakan instrumen penting dalam mendorong kemandirian desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan desa. “Dana Desa harus dijaga, diperbaiki sistemnya, dan diawasi bersama demi kemajuan desa,” pungkasnya.
(Tim)







