Rokan Hilir, Riau - Bentrok berdarah pecah di area Kebun Rumbia 1, Blok 29–30, Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Senin sore (20/10/2025). Insiden yang diduga dipicu salah paham terkait pengelolaan lahan sitaan Satgas PKH ini memunculkan korban luka akibat sabetan senjata tajam.
Dari keterangan awal, kericuhan melibatkan dua kelompok, yakni warga Kilometer 31 dengan pihak keamanan perusahaan PT UTS. Lahan yang menjadi sumber sengketa diketahui sebelumnya merupakan aset yang telah diserahkan oleh PT Agrinas kepada PT UTS untuk dikelola.
Situasi yang semula hanya perdebatan berubah panas saat kedua pihak saling menuding soal hak kelola. Adu mulut berujung aksi saling serang menggunakan senjata tajam dan benda tumpul. Sejumlah warga dikabarkan mengalami luka bacok di beberapa bagian tubuh.
Kapolsek Bagan Sinembah, AKP Bonardo Purba, SH, saat dikonfirmasi media membenarkan adanya bentrokan tersebut.
> “Benar, kami saat ini berada di lokasi untuk memastikan situasi aman dan kondusif,” tegas AKP Bonardo di sela pengamanan di TKP.
Ia menjelaskan, bentrokan diduga kuat dipicu oleh perselisihan dalam pengelolaan lahan sawit di kawasan hutan yang statusnya masih menjadi polemik antar kelompok.
> “Informasi awal, bentrok ini akibat perselisihan pengelolaan lahan. Kami sudah mengamankan sejumlah orang dari kedua pihak untuk dimintai keterangan,” tambahnya.
Pihak kepolisian bergerak cepat mengevakuasi korban dan mengamankan beberapa pelaku yang diduga terlibat langsung. Sementara itu, korban luka telah dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan medis.
Hingga malam hari, aparat masih berjaga ketat di lokasi guna mencegah bentrokan susulan. Polisi juga terus melakukan penyelidikan guna mengungkap motif dan aktor utama di balik peristiwa berdarah ini.
Kapolsek Bagan Sinembah mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi dan menyerahkan penyelesaian masalah melalui jalur hukum.
> “Kami tidak akan mentolerir aksi kekerasan. Siapa pun yang terbukti melanggar hukum akan kami tindak tegas,” ujar Bonardo dengan nada tegas.
Peristiwa ini menambah panjang daftar konflik lahan di Riau, wilayah yang dikenal rawan sengketa antara warga dan korporasi. Pengamat menilai, lemahnya komunikasi antar pihak serta kaburnya batas hak kelola sering menjadi pemicu utama meledaknya konflik horizontal di lapangan.
(Jekson, SH)