• Jelajahi

    Copyright © Postnewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kepala SMP Negeri Tidak Membayar Hutang Koran Monitor Pada Tahun 2024 Sampai Tahun 2025

    Friday, June 20, 2025, 18:29 WIB Last Updated 2025-06-20T11:29:49Z


    Tanjungbalai,
     - Seorang kepala sekolah dari salah satu Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri di wilayah Kota Tanjungbalai, menjadi sorotan setelah dikabarkan belum melunasi tagihan koran yang telah dikirim oleh pihak Biro  Koran Monitor Kota Tanjungbalai selama beberapa bulan terakhir di tahun 2024.


    Zulham Efendi Saragih mengungkapkan bahwa telah menyediakan layanan pengiriman koran ke sekolah tersebut. Namun, sejak awal kerja sama, pembayaran yang dijanjikan tak kunjung dilunasi.


    "Saya merasa kecewa karena sudah memenuhi kewajiban untuk mengirimkan koran setiap minggunya sesuai permintaan. Total hutang sebelumnya tiga ratus delapan puluh ribu rupiah ( 380.000,00) dan sudah di bayar seratus ribu rupiah ( 100.000,00) ," ujar Zulham Efendi Saragih Kabiro Koran Minitor, di Tanjungbalai, Jumat, (20/6/2025). 


    Zulham juga mengatakan, setiap di datangi kesekolah tersebut untuk meminta kekurangan yang di janji kan tak kunjung di kunasi dan jumpa langsung, selalu beralasan ada kendala administrasi yang menjadi penyebab tertundanya pembayaran dan selalu mengatakan inilah dan itulah. 


    "Saya berulang rulang kesekolah tetapi belum ada itikad baik untuk menyelesaikan pembayaran kekurangannya, sementara koran monitor saya sudah tidak masuk lagi di bulan Januari tahun 2025 dengan alasan di periksa dan ada temuan oleh inspektorat," jelasnya 


    Lanjutnya, ini sudah bulan 6 tahun 2025 setahun lama nya namun tak kunjung selesai artinya memang tidak berniat mau membayar atau tidak mengindahkan permintaan dari biro koran monitor untuk segera di lunasi. 


    "Saya telepone dan chat via WhatsApp dan via telepone  tidak pernah menjawab apapun, dan koran Monitor harus juga saya bayarkan ke redaksi sebagai penerbit koran untuk kelancaran penerbitan selanjutnya, " ungkapnya.


    Kasus ini memicu perhatian publik, terutama dalam hal akuntabilitas lembaga pendidikan dalam memenuhi tanggung jawabnya. Banyak yang berharap agar masalah ini segera diselesaikan dengan cara yang transparan dan profesional.


    Nia. 

    Komentar

    Tampilkan