Kabupaten Nias – Awak media melakukan wawancara dengan Camat Gido di ruang kerjanya, Kantor Camat Gido, Hiliweto Gido, Jumat (5/12/25).
Camat Gido, Arfin Harefa, ST, menunjukkan sikap yang sangat responsif dan terbuka dalam menerima kedatangan awak media.
Dalam perbincangan tersebut, Camat Gido menyampaikan informasi mengenai ketahanan pangan di wilayah kerjanya. Ia menjelaskan bahwa dirinya baru saja kembali dari monitoring ketahanan pangan di Desa Lolozasai. “Kita terus mendorong desa agar mengelola program ketahanan pangan dengan baik,” ujarnya.
Camat Gido juga mengingat kembali kedatangan awak media pada Rabu, 3 Desember 2025. Ia menjelaskan bahwa pada saat itu dirinya sedang berada di Dinas PUTR sehingga tidak dapat ditemui.
Terkait pemberitaan mengenai Sekcam yang terkesan cuek saat dikonfirmasi media, Camat Gido menyampaikan permohonan maaf. “Itu hanya kesalahpahaman saja,” jelasnya.
Setelah itu, Camat Gido memanggil Sekcam untuk hadir ke ruangannya. Namun, sampai beberapa waktu menunggu, Sekcam tidak kunjung datang. Awak media akhirnya pamit meninggalkan kantor camat.
Di lokasi yang sama, aktivis LSM LIRA Kabupaten Nias, Denius Gulo, memberikan tanggapan terkait sikap Sekcam tersebut. Menurutnya, tindakan Sekcam tidak mencerminkan pribadi berpendidikan yang memahami aturan, mekanisme, serta pentingnya menghormati pimpinan.
“Perilaku seperti itu menunjukkan arogansi. Saat dipanggil pimpinan, seharusnya ia patuh. Ini justru menunjukkan sikap melawan, dan menurut saya tidak layak menjadi Sekcam di wilayah sebesar Kecamatan Gido, apalagi sebagai wilayah ibu kota,” ujar Denius Gulo.
Sementara itu, awak media melihat terdapat komitmen pelayanan publik terpajang di dinding kantor camat, yaitu Akuntabel, Sopan, Adaptif, dan Responsif. Namun sangat disayangkan, sikap oknum Sekcam tersebut justru bertolak belakang dengan nilai-nilai tersebut.
(ArG)

























