Merangin, – Permasalahan ini bermula ketika masyarakat Desa Limbur Merangin menyerahkan lahan rawa yang dikenal dengan sebutan Rawa Ujo untuk digarap oleh PT Buana. Penyerahan lahan tersebut dilakukan secara kesepakatan antara masyarakat dan PT Buana dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Polemik terkait lahan kebun sawit itu mencuat karena setelah sekian lama ditinggalkan dan tidak digarap oleh PT Buana, lahan sawit dengan luas kurang lebih 35 hektar tersebut sudah terbengkalai.
Hamdi salah satu perwakilan masyarakat Desa Limbur kepada beberapa awak media menerangkan bahwa, awalnya masyarakat Desa limbur Merangin menyerahkan lahan kepada PT Buana untuk digarap.
"Namun seiring berjalannya waktu, operasional PT Buana tidak lagi lancar dan sudah berhenti, kami selaku perwakilan masyarakat sudah beberapa kali menyurati perusahaan untuk mengembalikan tanah untuk dikelola oleh masyarakat, namun belum juga ada jawaban dari pihak PT Buana"ujar hamdi
Akhirnya Hamdi memutuskan untuk memanen buah sawit di kebun PT Buana. Alangkah kagetnya tindakannya itu berujung pada laporan pencurian yang dituduhkan kepada Hamdi oleh salah satu warga desa Bungo Antoi Kecamatan Tabir Selatan yang bukan warga wilayah perkebunan tersebut.
Menurut Keterangan dari Hamdi, bekas lahan sawit yang dulu digarap PT Buana sekarang telah banyak dijual belikan bahkan sudah ada terbit sertifikat,
"Berdasarkan informasi yang kami peroleh lahan sawit PT Buana ini sudah banyak diperjualbelikan bahkan sudah ada yang terbit sertifikat"terang Hamdi pada awak media depan mapolres merangin, Kamis (18/12/25).
Sementara itu, salah satu warga Desa Limbur Merangin yang dipanggil sebagai saksi di Polres Merangin membenarkan adanya pemeriksaan terkait laporan tersebut.
“Kami datang ke Polres Merangin memenuhi surat panggilan sebagai saksi atas laporan terkait permasalahan lahan masyarakat Desa Limbur Merangin. Lahan itu menurut kami berasal dari garapan dan penyerahan masyarakat sejak lama,” ungkapnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT Buana belum berhasil dimintai keterangan terkait konflik lahan tersebut. Awak media masih terus berupaya melakukan konfirmasi guna mendapatkan penjelasan resmi dari perusahaan maupun pihak-pihak yang diduga terkait dengan permasalahan ini.
(Don)























