Peringatan tahun ini berlangsung khidmat dengan mengusung tema "Berkolaborasi Menuju Meranti Unggul, Agamis dan Sejahtera" sebagai komitmen bersama membangun daerah di usia yang semakin dewasa.
Dalam amanatnya, Bupati Asmar menyampaikan apresiasi dan penghormatan setinggi-tingginya kepada para tokoh penggagas serta pejuang pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti. Ia menegaskan bahwa berdirinya Meranti sebagai daerah otonom pada 17 tahun silam merupakan buah dari pengorbanan besar para pendahulu.
"Kepada para almarhum tokoh pejuang pemekaran, mari kita doakan semoga Allah SWT meridhoi amal kebaikan mereka dan menempatkan mereka di surga Jannatun Naiim," ujar Asmar dengan nada haru.
Asmar menuturkan bahwa perjalanan 17 tahun telah menunjukkan proses pendewasaan daerah dengan capaian signifikan di berbagai sektor. Namun, ia tidak menampik adanya tantangan pembangunan yang masih perlu dibenahi.
Ia menekankan bahwa pembangunan Meranti harus selalu berpijak pada nilai kearifan lokal, napas islami, dan modernisasi yang berjalan beriringan. Menjadikan budaya Melayu dan Islam sebagai jati diri adalah kewajiban agar identitas daerah tetap terjaga di tengah arus globalisasi.
Peringatan hari jadi ini disebutnya sebagai momentum refleksi untuk mengevaluasi kondisi saat ini serta memproyeksikan masa depan. Asmar mengajak seluruh elemen, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, desa, hingga dunia usaha dan BUMN/BUMD, untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor.
Sinergi ini dianggap sebagai kunci utama dalam mengimplementasikan strategi pembangunan berkelanjutan demi mewujudkan visi Meranti yang unggul.
Sebagai bentuk kepedulian sosial, upacara tersebut ditutup dengan penyerahan bantuan secara simbolis oleh Bupati, Wakil Bupati, dan unsur Forkopimda.
Bantuan yang disalurkan meliputi Bantuan Organization Social Responsibility (OSR) serta Bantuan Jaminan Kematian (JKM) dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Dumai. Langkah ini menjadi bukti nyata kehadiran pemerintah dalam memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat Meranti.
Rangkaian acara kemudian berlanjut ke Balai Sidang DPRD Kepulauan Meranti untuk agenda Rapat Paripurna Istimewa. Rapat tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Muzammil Baharudin, pimpinan dan anggota DPRD, serta unsur Forkopimda.
Dalam rapat tersebut, suasana penuh syukur menyelimuti ruangan saat membahas perjalanan panjang kabupaten sejak resmi memekarkan diri. Di hadapan anggota legislatif, Bupati Asmar menegaskan bahwa eksistensi Meranti hingga usia 17 tahun merupakan limpahan rahmat Allah SWT, bukan sekadar hasil narasi politik.
Ia juga memaparkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga ritme pembangunan di tengah dinamika fiskal nasional yang menantang. Salah satu prestasi prestisius yang diraih adalah Universal Health Coverage (UHC) Award 2025 sebagai jaminan akses kesehatan bagi seluruh warga.
Senada dengan pemerintah eksekutif, Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti, Khalid Ali, SE, memberikan laporan kinerja legislatif. Ia memaparkan bahwa sepanjang tahun 2024 hingga 2025, DPRD bersama pemerintah daerah telah berhasil menyepakati sebanyak 16 Peraturan Daerah (Perda). Dari total tersebut, terdapat empat Perda yang merupakan murni inisiatif dari DPRD Kepulauan Meranti.
"Perda yang telah disahkan ini kami harapkan mampu memberikan dampak positif yang nyata bagi kemajuan daerah dan selalu berpihak kepada kepentingan masyarakat luas," tegas Khalid Ali dalam sambutannya.
Ia menekankan bahwa fungsi legislasi akan terus dioptimalkan guna mendukung program-program strategis pemerintah daerah yang pro-rakyat.
Rapat Paripurna Istimewa tersebut diakhiri dengan pemutaran video dokumentasi perjalanan 17 tahun pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti.
Visualisasi perjuangan para tokoh pemekar hingga transformasi pembangunan fisik dan manusia di Meranti memberikan kesan mendalam bagi para undangan, mempertegas harapan besar menuju masa depan Meranti yang lebih maju dan bermartabat.
(Jekson, SH/Mc Riau)
